Semakin bertambah umur seseorang, semakin beranjak pula tingkat pendidikan dan permasalahan yang ia tempa.Kini, ia sudah dewasa. Ia duduk di bangku perkuliahan.Masih ingatkah kamu tentang kebiasaan yang sering kali ia lakukan sedari dulu? Sendiri. Iya, ia senang sendiri.Banyak yang bilang, orang yang senang ke mana-mana sendiri termasuk orang-orang introvert. Entahlah, ia tidak terlalu peduli dengan istilah itu. Ia hanya menjadikan kata tersebut menjadi suatu kenikmatan tersendiri baginya.Sendiri.Tidak berarti ia tidak memiliki teman. Banyak sekali teman di kampus yang ia miliki. Namun dari sekian banyak teman yang ia punya, ia belum menemukan sosok dengan hasrat yang se-jenis dengan hasrat yang ia miliki. Hobi. Minat. Passion. Kebiasaan. Sifat. Perilaku. Ia belum menemukan satu orang pun manusia di kampus tersebut yang memiliki satu tujuan dengan yang ia punya.Sampai tiba pada suatu waktu, ia lelah.Ia mulai menyadari, bangku perkuliahan sangat berbeda dengan bangku persekolahan. Orang-orangnya semakin banyak. Tempatnya semakin luas. Ruang lingkupnya jauh lebih lebar. Berbeda dengan sekolahnya dulu yang kecil dengan orang-orang yang tidak sebanyak sekarang.Sekarang, sendiri menjadi sesuatu hal yang keberadaannya amat sangat bisa dirasakan.Ia tiba pada titik jenuh. Jenuh untuk sendiri.Memang, sendiri merupakan hal yang paling menarik untuknya. Tetapi tidak untuk sekarang.Sudah banyak kegiatan yang ia ikuti sejak ia menginjak jenjang perkuliahan. Tetapi tetap saja, ia masih belum menemukan orang yang bisa ia lihat ‘sosok dirinya sendiri’ pada orang tersebut. Belum ada.Keinginannya sungguh sederhana. Ia ingin melakukan sebuah kegiatan nan mulia bersama seorang partner yang dapat ia temui setiap waktu di kampus."Lantas, bagaimana caranya menemukan seorang partner di tengah-tengah ruang yang begitu kompleksitas ini?", ia tiba-tiba berbicara."Kamu bertanya kepada orang yang tidak tepat.", jawabku membohonginya.Ia mulai menurunkan kedua ujung mulutnya. Murung."Apakah kamu tetap tidak menyadarinya? Kamu sudah menemukan jawabannya, tepat di hadapanmu.", ucapku, di dalam hati.
Dikutip tumblr dari : Naafi Fatimah Harwanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Riwayat Dikandung Badan